Jumat, 11 Maret 2016

Surat Kecil Untumu Ibuku, Calon Mertuaku kelak


Assalamu'alaikum Ibu, Ibu, bagaimana kabar ibu disana? Sehat kaan? Putri do'akan Ibu selalu Sehat, selalu dalam naungan Robb ya! Yang pasti panjang umur ibu, semoga disisa umur yang dikaruniakan diberikan banyak keberkahan & kemanfaatan untuk agama, dunia hingga akhirat. Amiin Yaa Robbal 'alamiin.

melalui barisan kata yang berjejer ini mungkin terasa janggal untuk Engkau baca, untuk Engkau fahami, terasa janggal Engkau dengar, terlalu lancang juga untuk Kau terima pula Ibu. Tapi ibu, Putri minta waktu sejenak untuk mendengarkan keluh kesahku.

Putri begitu kenal, mengerti, faham akan sosok putra kesayangan Ibu dengan segala kelebihan & kekurangan yang telah dititipkan olehNya. Ibu ijinkan putri untuk menemaninya berjuang bersama, mengarungi bahtera kehidupan, menggapai cinta & cita Abadi dibawah naungan RidhoNya.

Ibu, meski kami baru saling kenal, putri berusaha memahami perbedaan di antara kami dan menjembatani apa yang tidak bisa di persamakan. Selama itu pulalah, putri mencoba untuk mengenal Ibu. Berusaha mencari celah yang bisa putri temukan untuk mendapatkan hati ibu. Tapi sampai saat putri belum menemukannya. Ibu masih meninggikan dinding pemisah yang tak kasat mata diantara kami. Putripun tau ini tidak akan mudah.

Putri bukanlah musuhmu Ibu, tidak hadir untuk menggantikan posisi ibu di hati putri kesayangan ibu. Putripun tidak akan pernah mampu, Bu. Putri tidak masuk ke dalam hidupnya untuk merebutnya dari kehidupan Ibu. Putri hadir untuk belajar pada Ibu. Setidaknya putri ingin mengerti bagaimana Ibu bisa mendidik dia hingga jadi laki-laki kesayangan semua orang. Suatu saat pula putri ingin ada di posisi Ibu , memiliki anak laki-laki kesayangan yang begitu dicintai semua orang. Ibu, lancang rasanya jika putri secara terus terang berkata bahwa anak ibu adalah laki-laki pilihan dinda tapi itu benar adanya. Putri menjamin bahwa putra kesayangan ibu adalah rumah bagi putri. Putri yakin seyakin-yakinnya dan bisa menjamin , bahwa sesusah apapun masalah yang akan kami hadapi nanti, sebesar ombak apapun yang menerjang, putri tidak akan pergi. Beliau tidak akan menghadapi kerasnya dunia sendirian. Putri akan hadir disana, membagi beban dan kesan agar dia sadar bahwa dia tidak sendirian.

Ibu, ijinkan kami jatuh cinta dengan cara kami sendiri. Mungkin agak sedikit berbeda karena hingga saat ini putri tidak pernah diperkenalkan sebagai pacar. Tapi inilah kami bu. Kami saling jatuh cinta tanpa suara. Tanpa perlu dilabeli status yang nanti bisa merumitkan hubungan kami di kemudian hari. Ibu hanya perlu menerima. Karena kami berkomitmen penuh pada hubungan ini. Tidak perlu takut Bu. Kami sudah dewasa. Kami tau mana yang baik dan buruk.

Ibu, Putri tau dan sadar bahwasanya putri bukanlah apa-apa dihadapan ibu. Yang tak bisa dibanggakan dari segi apapun juga. Putri bukanlah wanita yang berparas elok, yang mengenyam pendidikan tinggi, tak berkasta jua. Dari keluarga yang kurang mampu pula. Sungguh itulah gambaran saya yang jauh dari sempurna, tapi satu hal yang perlu ibu tau, Putri hanyalah wanita biasa yang bercita-cita menjadi mar'atus sholihahnya & madrasah pertama bagi cucu-cucu dari putra kesayangan ibu tercinta.

Disana-sini masih banyak kekurangan, masih membutuhkan bimbingan & pembelajaran dari Ibu untuk menjadikan generasi yang hebat dimasa mendatang seperti halnya putra kesayangan Ibu. Putri bukanlah orang yang mampu memberikan segalanya, maaf memang secara materi dindapun menyadari. Putri hanya bisa memberikan hadiah, maaf mungkin ini bukanlah hadiah tapi surat cintaku untukmu Ibu, yaa surat cinta dari calon menantumu yang berjudul sab'il matsani(tujuh ayat yang berulang/ Suratul Fatihah) diujung do'a usai sholat. Semoga Ibu & Keluarga tetap diberikan sehat dhohir bathin, diberikan rezeki yang halal, manfaat, & barokah. Serta selalu dinda mohonkan panjang umur Ibu, semoga disisa umur Ibu tetap diberikan sisa umur yang manfaat & berkah.
Sebelum surat ini Putri tutup , ijinkan putri memohon doa restu dari ibu. Ijinkan putri memohon doa agar selalu diberi kesabaran dan senyum yang tidak pernah hilang seperti yang ibu ajarkan kepada putra kesayangan Ibu. Ijinkan putri belajar dari ibu , untuk putra kesayangan ibu. Terima kasih atas kesempatan dari ibu untuk membaca torehan tinta hitam ini. Salam dariku buat Ibu tercinta & keluarga. Tak lupa juga mohon sampaikan salam putri kepada putra ibu tercinta. Wassalamu'alaikum...

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar