Selasa, 22 Maret 2016

Setetes Lautan Cinta Dalam Bait Alfiyyah Ibnu Malik


Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.


Alfiyyah Ibnu Malik adalah kitab nahwu shorof yang tidak asing lagi bagi kalangan santri. Bahkan seluruh pesantren menyertakan Alfiyyah Ibnu Malik sebagai salah satu pelajaran wajib dan menjadi tolok ukur kepandaian seorang santri dalam ilmu gramatikal arab(tata bahasa arab), yang nantinya ilmu ini akan digunakan dalam mempelajari berbagai macam cabang ilmu lainnya. Ilmu-ilmu tersebut diantaranya; Qur'an, Hadits, Tajwid, Fiqih, Aqidah, Akhlak, Tasawwuf dan sebagainya. Sehingga Ilmu balaghoh merupakan pondasi ataupun modal untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya.

Kitab Alfiyyah Ibnu Malik merupakan salah satu diantara kitab yang dikarang oleh Maha Guru Syech Jamaluddin Muhammad bin Abdullah bin Malik Al Andalusy. Eh, namanya kok panjang amat yaa???, jadi keinget pelajaran sejarah kebudayaan islam atau disingkat jadi SKI. Ngafalin nama aja panjangnya seperti rel kereta, harus berurutan, tulisannya pun harus benar. Itupun cuma satu nama, bagaimana dengan puluhan nama dengan biografinya? Beretele-tele sangat rasanya. Maklum saya kan tipe orang yang gak suka sama pelajaran menghafal apalagi yang namanya sejarah, ngafalin sesuatu yang belum saya lihat sama sekali obyeknya. Yang ada hanyalah bayangan semata, begitu juga dengan Ekonomi yang menghitung uang milyaran tanpa ada uangnya, mending ngitung uangnya langsung yaa!! (Hehe...). Beljau biasa dimenal dengan nama Imam Malik. Lalu mengapa nama yang disebutkan begitu panjang? Yang sebenarnya namanya cukup pendek?. Karena dalam bangsa Arab nama terakhir merupakan nama yang merujuk pada keturunan marga, keluarga atau istilahnya bani.

Kembali lagi pada Alfiyyah ibnu Malik, kitab ini ditulis beliau bukan sembarangan, tapi dengan tirakat & munajat. Kitab ini terdiri dari 1002 bait, 81 bab, yang diawali dengan muqoddimah, ditutup dengan idgham & khatiimah. Nadham didalamnya berisi ilmu nahwu & shorof, dimana ilmu ini tidak bisa dipisahkan. Diibaratkan seperti hubungan antara Ibu dan Bapak yang saling melengkapi dan membutuhkan.
الصرف ام العلوم و النحو ابوها

" ash shorfu ummul 'uluum wan nahwu Abuuha" ( shorof adalah ibu dari ilmu & nahwu adalah bapaknya ilmu)
Dimana shorof mempelajari lafadz atau kata sebelum menjadi kalimat, sedang nahwu membahas kata atau lafadz sesudah masuk menjadi kalimat. Logisnya Ibulah yang memberi makan & nutrisi kepada bayi yang masih dikandungan sebelum lahir didunia. Sedang bapak menafkahi beliau sesudah masuk alam dunia, dalam artian bapak langsung bisa memberi makan, pakaian serta kebutuhan yang lainnya tanpa perantara ibu.


Membuka filosofi bait Alfiyyah, diantara ribuan nadhoman

Selain kitab ini mengkaji ilmu Nahwu & Shorof, jima dikaji srcara mendalam mengandung makna sastra, filosofi, faidah serta hikmah yang sangat mendalam dari setiap bait dan bab.

Meski saya belum pernah mengkaji Alfiyyah ibnu malik, satu nadhom yang istilahnya mengena pada hati saya. Hla kok bisa kena sihir bait alfiyyah itu darimana yaa?? Kok bisa mengena? Kalau sihir mau gimana lagi?? Jarak jauh kan bisa.. uuupsss!! Hehe....
Kenal satu bait ini berawal dari madrasah tsanawiyyah yang kala itu menerapkan motode membaca kitab kuning dengan "AMTSILATI". Dimana kitab ini merupakan ringkasan dari Kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Hasilnya begitu amazing sekali. Meski baru belajar pada jilid 3 khatam, tanpa hafal nadhoman. Memberikan efek yang begitu nyata. Terbukti pada proses pembelajaran Bahasa Arab, begitu mudah. Sampai saya, serta guru pengampu Bahasa Arab, bapak Sriyanto tidak mempercayainya, hingga beliau mengulangi lagi mengoreksi jawaban saya. Nilai semester bahasa Arab saya menunjukkan pada angka "100" alias betul semua. Bersyukur, Geleng-geleng kepala juga seakan tak percaya. Apa iya to itu nilai saya. Kejadian berulang lagi ketika saya duduk dibangku madrasah Aliyah. Waktu itu saya duduk kelas X, Semesteran selalu disandingkan dengan kakak kelas. Dari mid semester kelas X hingga ulangan akhir semester kelas XI dengan orang yang sama. Sungguh menyenangkan selalu bersama kakak kelas yang satu ini, uda cantik, pinter, manis, wajahnya selalu ceria. Hehe jadi kangen ama mbaknya nihh!!! Kelemahan dia berada pada bahasa arab, jadi ketika pas semester duduk dengan saya selalu minta bantuan kepada saya. Begitu pula sebaliknya, saya paling lemah pada mata pelajaran Bahasa Inggris, diapun juga membantu saya. Kerjasama yang bagus kaan... ??? Hehe...
Semesteran, bahasa arab kelas X entah itu semester genap atau semester ganjil saya lupa, dapet angka "98" dan itu angka yang amazing. Bersyukur dan bahagia itu pasti, karena setiap habis semester, nilai selalu dipampang pada pengumuman dari kelas XA hingga XF,semua bisa menyaksikan tidak hanya dari kalangan murid, bahkan dari dewan guru, kakak kelas hingga staf madrasah. Apalagi nilai tertinggi tersebut dilingkari pake bolpen merah, terharu rasanya. Bahkan saat kakak kelas yang saya bantu menyambut saya dengan sumringah tak terduga bahwa nilainy bagus, merupakan kebanggan pada diri saya bahwa saya bisa mengerjakan & mendapatkan nilai yang bagus untuk kakak kelas saya (maaf, saya gak bermaksud sombong). Sedang guru sayapun juga heran, tapi dalam keheranan itu saya dimarahi guru saya. Karena jawaban saya yang salah ada pada pilihan ganda, dan itu jatuh pada soal paling mudah. Benar-benar keterlaluan. Namanya juga manusia buk! tempat salah & khilafff... hehe...
Tapi itu semua tak luput dari AMTSILATI yang saya pelajari waktu duduk madrasah tsanawiyyah. Terima kasih Bapak Sriyanto, yang mengorbankan keikhlasan & segalanya untuk kami. Mengisi jam ke-0 untuk belajar AMTSILATI. Padahal jarak antara kediaman beliau dengan Madrasah kami sekitar 15km. Sedang jam ke-0 dimulai jam 06.00 WIB. Bayangkan betapa jauhnya jarak 15km, beliau berangkat dari kediamannya jam berapa yaa??? ( SubhanAllah.... :'-) )

Taraaa.... kembali lagi.... ^_^

Nadhom yang masuk pada hati saya, hehe...
Nadhom itu tertulis pada sampul belakang kitab AMTSILTI karya K.H Taufiqul Hakim dari Bangsri, Jepara semoga beliau tetap diberi kesebatan dan panjang umur yaa!!! Amiinn....

Sekali lagi saya membuat tulisan ini bukan untuk kesombongan, saya hanya membagi apa yang sedikit saya ketahui. Dan terlebih lagi karena banyak pertanyaan yang diajukan teman-teman khususnya sahabat, karena bait ini pernah saya jadikan status aplikasi WhatsApp saya, bukan maksud apa-apa sih, saya membuat status tersebut hanya sebagai penyemangat saya. Bahkan berpijak pada salah satu motivator saya yang kurang lebih seperti ini " Jika setiap status yang kita tulis bernilai positif untuk orang lain, Semoga Allah SWT  mencatatnya sebagai amal yang baik  untuk kita dihari kelak."
Kurang lebih nadhom yang saya tulis itu seperti ini, semoga kita bisa mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.

     ﺑِﺎﻟﺠَﺮِّ ﻭَﺍﻟﺘّﻨْﻮِﻳْﻦِ ﻭَﺍﻟﻨِّﺪَﺍ ﻭَﺍَﻝْ 🌷 ﻭَﻣُﺴْﻨَﺪٍ ﻟِﻺﺳْﻢِ ﺗَﻤْﻴِﻴْﺰٌ ﺣَﺼَﻞ

"Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil."

Dari bait tesebut dapat djambil kesimpulan bahwa tanda isim( kata benda) diantaranya: Bisa dimasukkan huruf jer, tanwin, huruf nida' ( kata panggil), Al Ta'rif, dan Musnad Ilaih ( seperti fa'il & Mubatadak)
Ahhh.... terlalu ruwettt yaa.... gak usah mikir sampai situ dlu. Mari kita bahas satu persatu dari tanda- tanda isim diatas & kita ambil saja maknanya & lautan cinta yang ada pada salah satu karya Imam Malik tersebut.

Isim( kata benda): menunjuk pada kata benda baik itu nama, orang, hewan, tumbuhan dan juga kata sifat didalamnya. Secara filosofi isim berarti orang yang mempunyai sifat luhur, dengan sifat-sifat luhur tersebut manusia akan memperoleh derajat yang tinggi disisi Allah. Merujuk pada bait tersebut diatas bahwa derajat tinggi disisi Allah dapat diperoleh dengan:

1. Bil Jarri( jer)
Tanda isim yang pertama adalah dengan adanya huruf jer. Adapun cara membacanya dengan harokat kasroh dan berbunyi 'i". Kasroh ini selalu terletak dibawah huruf, bila terletak diatas maka disebut fathah bukan lagi kasroh. Pada dasarnya kasroh jni melambangkan tunduk, tawadhu', sopan, rendah hati, menghormati tanpa adanya kesombongan. Mengapa jer ini menjadi tanda isim yang paling awal? Ini juga ada hubungannya dengan derajat tinggi tersebut. Hal utama untuk mencapai derajat tinggi terletak pada KERENDAHAN HATI. Jika kerendahan hati telah tertanam, maka akan tumbuh pula sifat-sifat yang baik lainnya. Begitu pula sebaliknya sifat sombong, jika sombong telah masuk pada diri seseorang akan menutupi/membakar semua sifat-sifat manusia yang baik.

2. Tanwini( Tanwin)
Tanwin dalam ilmu tajwjd, merupakan bunyi dari nun sukun yang mati bisa berbunyi "AN, IN, dan UN dimana bunyi tersebut dituliskan dengan harokat dobel. Misal fathah berbunyi "A" jika fathah didobel akan berubah menjadi bunyi "AN". Kasroh berbunyi "I" jika didobel akan berbunyi "IN", begitu pula dhommah. Dan tanwin ini selalu berada pada akhir lafadz, sehingga ketika kita akan membaca kata yang tersambung didepannya diharuskan selalu melihat huruf yang ada didepannya. Karena terdalag berbagai kemungkinan bisa dibaca idhzar, ikhfa', idgham & iqlab ( ingat pelajaran iqra' 4, padahal saya sendiri belum pernah ngaji iqra' 3 sampai iqra' 6. Hehe.... maklum wong kesed jarene, ngajipun angel). Tanwin ini hanyalah penggambaran kecil saja, agar kita selalu fokus. Fokus disini berarti ingat kembali kepada niat awal, NIAT YANG BENAR dalam mencari Ridho Allah.

3. Nida' (huruf nida')
Nida' berarti kata pemanggil. Bila ada kata yang didahahului dengan kata pemanggil يا (Yaa yang berarti wahai), يا ايها (Yaa Ayyuha yang berarti wahai orang-orang) ataupun juga kata يا ايتها sudah pasti merupakan kata benda. Fokus saja pada huruf nidak yang pertama. Kata يا bila disambung dengan kata الله akan menjadi يا الله tapi kata itu tidaklah lazim digunakan. Yang digunakan adalah kata dimana mempunyai arti yang sama yaitu اللهم (Allahumma yang berarti Ya Allah). Mengandung filosofi bahwasanya jangan pernah berhenti untuk memanggil dan meminta pertolongan. Minta pertolongan kepada siapa? Tentunya pada Allahu Robbul 'izzati. Melalui BERDZIKIR. Berdzikir tidak hanya mempunyai artian menyebut asmanya saja. Tetapi sholatpun juga menjadi bagian dari dzikir.

4. Al ( Al ta'rif)
Setiap kata yang didahului dengan Al ta'rif (ال) sudah pasti menunjukkan kata benda. Setiap kata yang diawali dengan Al ta'rif mempunyai dua kemungkinan. Bisa dibaca Al Syamsiah dan juga bisa dibaca Al Qomariyah. Setiap kata yang berawalan Al ta'rif, mengharuskan kita BERFIKIR bagaimana Al tersebut dibaca dalam ketentuan dan kategorinya.

5. Musnad Ilaih (Fa'il & Mubtada')
Musnad Ilaih berupa Fa'il dan Mubtada'.
Fa'il berarti subyek atau pelaku. Sesuatu yang menjadi aksi, penguasa keadaan. Dimana fa'il ini akan sepenuhnya membentuk kata kerja, karena kata kerja dalam bahasa arab mempunyai bentuk yang berbeda dari setiap subyek, baik itu dari kata ganti orang pertama, kedua, ketiga, bentuk jamak, bentuk tunggal, hingga pada menunjuk pada sifat muanats (perempuan) ataupun mudzakar (laki-laki). disini fa'il mempunyai peran khusus dimana fa'il merupakan penguasa keadaan sehingga untuk mengubah keadaan dari yang baik menjadi lebih baik atau keberhasilan perlu adanya perbuatan, kerja keras & berusaha dari diri sendiri.
Mubtada'/ Pioneer.
Dalam tata bahasa arab, Mubtada' menjadi panutan khobar. Dimana khobar akan mengikuti semua sifat Mubtada'. Mubtada' menunjuk pada orang pertama yang melahirkan Ide-Ide Positif kemudian diaplikasikan ditengah-tengah Masyarakat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Musnad Ilaih disini berarti BERAMAL NYATA.
Dalam gambaran lain juga diartikan bahwa fa'il dan mubtada' merupakan sandaran dari fi'il dan khobar yang menggambarkan bahwa semua urusan disandarkan pada Allah / TAWAKAL kepada Allah.


Dari ciri-ciri isim diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai derajat tinggi disisi Allah

1. Jer (Tawadhu'/rendah hati)
2. Tanwin (Niat yang benar)
3. Nida’ (Berdzikir)
4. Al (Befikir/ Mengetahui/berpengalaman/arif)
5. Musnad (Beramal Nyata/ Urusannya selalu disandarkan / tawakal dengan Allah)

Itulah setetes dari lautan cinta yang terkandung dalam bait kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Masih banyak filosofi yang lain yang terkandung didalamnya.

Wallahu A'lam bis showwab....
Semoga barokah & bermanfaaat.

Disalin dari berbagai sumber yang telah diubah secara tata bahasa

Terima kasih tuk para sahabat yang mendorong saya untuk menulis, mengurai dan mempublikasikan nadhoman ini. Semoga itu menjadi amal baik sahabat semua yang menuntun pada ridhoNya.

Salam ta'dzimku...

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar